Setiap
pagi semangkuk bubur kacang hijau selalu setia menemani saya. Ketan
selalu lebih banyak dibanding kacang hijaunya itu sendiri, itu menu
favorit saya. Entah sudah berapa lama kebiasaan tersebut menjadi sebuah
ritual pagi selain mandi sebelum pergi ke kampus. Sayup-sayup terdengar
suara wanita yang membangunkan seorang anak yang hendak pergi kuliah.
“Neng, bangun udah jam 8 tuh. Cepetan biar bisa makan buburnya nih udah
mamah beliin kayak biasa ketannya banyak.” seruan wanita paruh baya tersebut. Beliau sering sekali mempercepat jam saat membangunkan anaknya supaya anaknya buru-buru bangun, ternyata saya sangat rindu dengan ritual tersebut.
Bubur kacang hijau ini pun menjadi ritual pagi terakhir kalinya pada hari jum'at tanggal 26 Februari 2016 yang mamah saya berikan kepada saya sebelum beliau pergi. Pagi itu saya bimbingan pertama kalinya dan saya harus pergi ke kampus padahal jum'at itu saya libur magang. Mamah membangunkan saya seperti biasa dan membelikan bubur kacang hijau. Tidak akan pernah saya lupa semangkuk bubur kacang hijau yang penuh dengan rasa kasih sayang yang beliau suguhi dengan ikhlas dan penuh cinta. Terima kasih mah, selalu memenuhi segala bentuk kebutuhan saya selama 22 Tahun saya hidup di dunia ini. I love you mah.
Komentar
Posting Komentar